Karedok: Sayuran mentah berbumbu kacang
Berbicara soal karedok jadi ingat salah satu mata kuliah dulu: Higiene dan Sanitasi.
Karedok termasuk salah satu menu makanan yang kebersihannya penting untuk diperhatikan.
Karena termasuk makanan yang diolah dan disantap ‘segala mentah’, karedok merupakan salah satu makanan yang mengandung bahan bahaya pangan cukup tinggi.
Apa sih maksudnya?
Bahan pangan dapat tercemar oleh bahan-bahan berbahaya. Apabila bahan berbahaya itu masuk bersama-sama dengan pangan ke dalam tubuh akan menimbulkan penyakit atau keracunan. Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.
Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat lainnya yang kotor.
Bahaya Kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan, dan cemaran bahan kimia lainnya.
Sementara, Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda asing lainnya.
Hal tersebut yang membuat pengolahan makanan yang satu ini perlu dijaga sekali kebersihannya. Mulai dari kebersihan bahan mentahnya sampai dengan kebersihan peralatan dapur dan tangan saat mengolah. Sehingga dapat mengurangi resiko bahaya bahan cemaran yang melekat di bahan pembuat karedok tersebut atau di alat pengolahan.
Karedok
Bahan:
- Ketimun, cuci bersih, iris tipis
- Tauge, cuci bersih
- Kol, cuci bersih, iris halus
- Kacang panjang, cuci bersih, potong kecil-kecil
- Daun kemangi, cuci bersih, siangi
- Terong sayur, cuci bersih, belah dua, iris tipis
Bumbu kacang:
- 2 buah cabai merah
- 2 buah cabai rawit
- 2 siung bawang putih
- 2 cm kencur
- 1 sdt garam
- 1 sdt terasi matang
- 2 sdm gula merah sisir
- 5 sdm kacang tanah
- 1 sdm cuka masak / air asam
- 5 sdm air panas
Bawangmerah goreng untuk pelengkap
Cara membuat:
- Haluskan bumbu, lalu tambahkan cuka atau air asam dan air panas, aduk rata
- Satukan semua bahan sayur ke dalam wadah
- Masukkan bumbu kacang, tumbuk kasar, aduk rata
- Pindahkan ke wadah saji
- Taburi dengan bawang merah goreng
Gudlak!
Ps. Jadi kangen kuliah lagi
duh, terimakasih mbak….
Karedok adalah salah satu makanan favoritku sepanjang masa. Aku paling suka makanan lokal, dari manapun itu…
Dibandingkan makanan luar….enggak tahu kenapa, lidahku memang cocok untuk makanan Indonesia saja.
Seperti karedok, gado-gado, pecel, pempek,….wah…seneng banget memakannya.
Tapi sekarang ini banyak yang melupkan makanan lokal, kita lebih suka mengkonsumsi makanan luar.
Untuk ke hiegienisan makanan, wah perlu diperhatikan banget tuh….Kalau aku lebih aman sih masak sendiri. Atau buat sendiri, selain lebih murah, hasilnya juga lebih banyak di bandingkan membeli. namun kalau nggak sempat biasanya beli aja. tapi beli di tempat yang sudah teruji….
saloet! Untuk tulisan ini, mbak!!
serujadiguru.blogdetik.com (salam kenal) 🙂
@erfano nalakiano: terima kasih dan terima kasih juga untuk komentar mas erfano untuk tulisan saya di dbloggernews 🙂
Aku langsung print ini resep, dan minggu mau bikin karedok a la Hesti, asyikkkkk…………… 😀
selalu lapar kalau aku mampir ke sini…. hihihiiiiii
hes, aku nda pernah makan karedok
sian banget sih aku
@dblogger: ..hmm sayang sekali nama jelas tidak dicantumkan, bila tercantum pasti sudah dikirimi karedok 😆
seumur2 blum pernah makan karedok, jadi pengen mencoba membuatnya.
Halo Mba….salam kenal ya 🙂
Infonya bagus Mba….numpang ngutip di blogku ya Mba, sumbernya aku cantumkan kok 🙂 makasih mba 🙂
@calista: silahkan mba calista. terima kasih sudah mampir 🙂
Mba Hes, insyaAllah besok Mamaku minta dibikinkan karedok. Aku pake resep ini ya Mba…… sekalian ijin kushare di blogku 🙂
makasih mba……
@fifi: silahkan fi. salam buat mama 🙂